Welcome at Official SICKENING ASPHYXIATION site ...
COMING SOON !!!
Sickening Asphyxiation - Mental Downfall : The Cronic Self-Denial 2025
Tracklist
01. Crushing Moment 01:28
02. Engraved the Disgust 02:46
03. Mental Downfall 02:58
04. The Logic Erasing 03:36
05. Stabbed Killing Through the Brain 03:22
06. Wolves Unleashed 03:19
07. Existence Will Be the Truth 03:42
08. Repression From Bipolarity 03:31
09. Slowly Drifting to the Mind 03:10
10. The Cronic Self-Denial 06:00
Total Runningtime 00:33:55
2nd Brand new album from Blitar city death metal aggressor, SICKENING ASPHYXIATION called " Mental Downfall - The Logic Erasing ", You'll be hearing tremolo heavy, often dissonant, riffs without any clear melody or rhythm to them, which appear formless under the relentless extremely blastbeats and the shrieks and growls from the different vocalists. All of this is reinforced by a high gain, very midrangey and not quite hi-fi guitar tone, is just an unstoppable beast of revving rhythmic power chords and blazing riffage and fuckin tune reinforced. Astoundingly fast, they’re technical as all hell with tier after tier of minutely timed scale-dissecting, and, with every record, an other-worldliness crawls about, one that quickly leeches you inward. once again manufactured a writhing, quasi-sentient specimen that’s all teeth, all claw, and pure hunger. a gillion notes that effectively march in line, battling with much force and purpose !!!
Di Antara Neurosis Kolektif dan Orkestra Amarah Sosial Mari kita mulai dari diagnosis ringan: hiperideasi akut. Istilah keren ini biasanya digunakan untuk menggambarkan otak yang kelebihan stok ide, mirip gudang logistik yang penuh sesak dengan barang kadaluarsa, siap runtuh kapan saja. Dalam dunia kejiwaan, kondisi ini sering bermuara pada psikosis kreatif — di mana logika diparkir di halaman belakang, lalu dibiarkan berdebu, sementara ide-ide “gila” justru diarak bak karnaval penyakit jiwa. Di sinilah manusia modern menemukan dirinya: otak penuh, dompet tipis, dan strata sosial yang berantakan. Akibatnya, semua ide busuk dan brilian bercampur, lalu meledak dalam bentuk musikal—bukan simfoni indah ala Mozart, tapi lebih mirip jeritan pasien ruang psikiatri yang direkam dengan distorsi gitar dan ritme drum menyerupai detak jantung penderita tachycardia eksistensial.
Mari bersikap ilmiah sejenak. Dalam psikologi, musik kerap dianggap sebagai bentuk catharsis, pelepasan emosi yang tersumbat. Namun, dalam dunia nyata, musik ini berubah menjadi alat bedah jiwa yang kasar: membelah tengkorak tekanan sosial, mengorek isi frustrasi, lalu menumpahkannya ke panggung dengan darah, keringat, dan sumpah serapah. Bahasa kasar, makian, hingga teriakan tanpa filter bukan sekadar ekspresi liar. Itu sebenarnya adalah mekanisme koping maladaptif: cara otak menipu dirinya sendiri agar tidak benar-benar meledak menjadi gangguan jiwa permanen. Dengan kata lain, sumpah serapah di atas panggung adalah “antidepresan generik” yang lebih murah daripada terapi psikolog atau obat resep.
Kita hidup di era di mana stratifikasi sosial sudah mirip diagnosis skizofrenia: realitas terbelah dua. Di atas, sekelompok elit menari dengan champagne dingin; di bawah, massa rakyat jongkok menenggak kopi sachet basi. Dari ketimpangan inilah lahir resentimen kronis—rasa sakit yang tidak hilang meski ditambal humor receh atau iklan e-commerce. Ketimpangan ini adalah “psikopat kolektif”: tak punya empati, tak mengenal rasa bersalah, tapi terus menuntut ketaatan. Lalu muncullah musik keras, penuh sumpah serapah, sebagai respon autoimun sosial, di mana tubuh masyarakat melawan penyakitnya sendiri, meski terkadang malah berakhir menyerang dirinya sendiri.
Setiap bait musikal, setiap alinea sumpah serapah, sejatinya adalah rekam medis manusia yang berada di ambang dekompensasi mental. Di situ tercatat jelas gejala: paranoia politik, depresi ekonomi, hingga delusi bahwa keadilan sosial hanya mitos kampanye. Namun, justru di sanalah lahir bentuk baru kesenian: kegilaan kolektif yang terstruktur. Ironisnya, di saat otak manusia dianggap “hampir hancur,” justru di situlah kreativitas mencapai puncaknya. Seakan-akan waras itu overrated, dan sedikit sentuhan kegilaan adalah vitamin wajib untuk bertahan hidup di planet yang semakin absurd.
Menumpuknya ide dalam otak manusia bukan sekadar tanda “pintar,” tapi bisa jadi tanda awal ledakan psikiatris. Namun, ketika semua itu dituangkan dalam musik, lahirlah semacam terapi massal. Ia brutal, biadab, tapi jujur. Ia penuh cacian, tapi justru membuat orang merasa lebih manusiawi. Sederhananya: musik keras dan sumpah serapah adalah ventilator darurat untuk jiwa-jiwa yang hampir mati tercekik oleh sistem sosial. Jadi, sebelum Anda buru-buru menuduhnya sebagai kegilaan, pahamilah: di dalamnya ada sisa-sisa akal sehat yang sedang berjuang melawan kehancuran total.
SICKENING ASPHYXIATION like difficulty breathing in conditions Pain gives birth to many dimensions of thinking someone to be chaotic and mentally ill. like when I make a song with a very fast tempo even faster when a sharp knife will cut your neck. a concept that was completely unthinkable but serious enough for me to show in a lot of inspired music with a lot of sadistic and cruel stories. just when you recall the cruelty that had occurred from a person's mental disorder. Band formed back on June 2016 When the contents of the brain like exploding with crazy ideas, crazy how psychopaths kill victims spontaneously. There are several archetypal images of psychopathy in both lay and professional accounts which only partly overlap and can involve contradictory traits: the charming con artist, the deranged serial killer and mass murderer, the callous and scheming businessperson, and the chronic low-level offender and juvenile delinquent. The public concept reflects some combination of fear of a mythical bogeyman, the disgust and intrigue surrounding evil, and fascination and sometimes perhaps envy of people who might appear to go through life without attachments and unencumbered by guilt, anguish or insecurity.
Sickening Asphyxiation - Pathological Waste
SICKENING ASPHYXIATION Join di Kompilasi ke-2 Aincard Records setelah sukses menggelontorkan Kompilasi " Book Of Genesis " yang spesifik memuat 10 Band Brutal Death Metal, Aincard Record mempersiapkan projek keroyokan kolektif bertajuk " Spirit Crusher " Compilation yang kali ini open untuk genre metal lebih luas lagi seperti Thrash Metal, Black Metal, Death Metal, Brutal Death Metal, Metalcore, Deathcore, hingga Slamming. untuk yang berminat silahkan kontak Whatsapp : 087872535703
Email : aincardrecords@gmail.com

